Sosialisasi Program Specified Skilled Worker (SSW) di Hadiri SMK Kesehatan se-Jawa Tengah

Purworejo (11/3/2020), Kebutuhan tenaga kerja di sektor kesehatan, khususnya sebagai care worker (perawat lansia) pada panti jompo di Jepang, sangat terbuka lebar.Hingga tahun 2025, dibutuhkan 60 ribu perawat jompo di Jepang. Dan lowongan tersebut, bisa diisi oleh lulusan SMK kesehatan, dengan syarat, berusia minimal 18 tahun, memiliki kemampuan bahasa Jepang JLPT N4 atau JFT A2, serta lulus ujian skill care worker.Hal itu terungkap dalam Sosialisasi Program Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Skema Specified Skilled Worker (SSW) ke Jepang dan Tindak Lanjut Pembentukan Institusi Inkubator SMK Kesehatan, Rabu (11/3/2020).Acara yang diadakan di Ballroom Hotel Plaza Purworejo itu dipandu oleh Sudiharto, dari BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) pusat.Dalam sosialisasi yang diselenggarakan SMK Kesehatan Purworejo itu, juga dihadiri BNP2TKI, BP3TKI Semarang, PT Koba, Ketua Patkesindo, Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jateng, Kasi SMK dari Cabang Dinas Pendidikan wilayah VIII Jateng, Perwakilan SMK Kesehatan se-Jawa Tengah, serta segenap tamu undangan.Program SSW ini, menurut Sudiharto, dimulai tahun 2019, dengan beberapa kategori, antara lain, eks magang di Jepang, eks magang kembali ke Indonesia, lalu berangkat lagi ke Jepang, dan newcomer.Lulusan SMK kesehatan ini, masuk kategori newcomer. Dipilihnya Jepang, karena di negara tersebut memiliki UU perburuhan, sehingga para ekspatriat lebih terjamin .Dari semua persyaratan tersebut, kata Sudiharto, yang paling penting, kemampuan bahasa Jepang, yang bisa dicapai dengan pendidikan/kursus bahasa Jepang, yang bisa diselesaikan dengan waktu 6 bulan.“Untuk mendukung program tersebut, dari pemerintah mengusulkan agar dalam pelajaran muatan lokal, bahasa Jepang bisa dimasukkan, atau menyesuaikan dengan bahasa negara penempatan.Perwakilan RSO Jepang , Ardi Asrianto menjelaskan potensi pekerja migran di Jepang. Saat ini Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja di berbagai bidang khusunya bidang Perawat lansia atau Caregiver yang permintaannya paling banyak yaitu 60.000 pekerja. Secara umum terdapat empat belas sektor industri di Jepang yang membutuhkan tenaga kerja, yaitu sektor perawat, pembersih gedung, industri suku cadang mesin dan peralatan, mesin industri, industri listrik dan yang berkaitan dengan informasi elektronik, pembangunan, pembuatan kapal dan peralatan kapal, bengkel mobil, penerbangan, penginapan, pertanian, perikanan, pembuatan makanan dan minuman, serta industri di bidang restoran. Kebutuhan pekerja migran di Jepang sangat tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia menargetkan sebanyak 70.000 pekerja migran bisa bekerja di Jepang melalui skema SSW.Dalam kesempatan tersebut, Gunarmi, selaku Ketua Umum Patkesindo (Perkumpulan Asisten Tenaga Kesehatan Indonesia) mengungkapkan, bahwa lulusan SMK kesehatan, organisasi profesinya bergabung dengan Patkesindo. Hal itu sesuai dengan UU no 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, serta Permenkes no 80 tahun 2016.“Visi misi dari Patkesindo, meyakinkan, memelihara, dan meningkatkan keahlian/kompetensi lulusan SMK kesehatan,” kata Gunarmi.Gunarmi juga sangat mendukung, karena bisa memutus tali rantai mereka yang sulit mencari pekerjaan. Juga, karena program ini diselenggarakan pemerintah, sehingga lebih aman.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ada pertanyaan?